Kamis, September 10, 2009

Catatan sejarah mpu prapanca “perjalanan dinas prabu hayam wuruk”

SURABAYA _ Telah tercatat dalam sejarah, kerajaan Majapahit memiliki masa kejayaan sebagai pusat ekonomi dan budaya di seluruh Nusantara mencapai puncaknya dibawah pemerintahan Raja Hayam Wuruk. Salah satu sumber pengetahuan utama tentang kerajaan Majapahit pada abad ke-14 itu terdapat pada Kakimpoi Nagarakretagama (Desawarnana) yang ditulis oleh Mpu Prapanca yang ditulis huruf dan dengan bahasa Bali Kuno dengan topik utamanya adalah kunjungan kerja Raja Hayam Wuruk beserta keluarga dan pejabat tingginya berkeliling wilayah kekuasaanya di bagian timur Jawa pada sekitar September - Desember 1359M.

Mpu Prapanca yang ikut serta dalam rombongan tersebut menulis dengan cukup detail dari setiap kegiatan Sang Raja selama dalam perjalanan tersebut. Berperan seperti seorang jurnalis, maka tak salah jika beliau disebut sebagai jurnalis pertama di Nusantara.

Dalam setiap perjalanan menyinggahi kerajaan fasa (kerajaan kecil yang mengakui dan takluk atas kerajaan Majapahit) antara lain Mataun, Sadden, Wengker, Jenggala, Pajang, Mataram dan lain-lain. Ataupun daerah pemukiman, tempat yang indah sebagai tempat istirahat seperti ketika singgah di desa Pandanwangi kecamatan Tempeh, disebuah pantai yang dinamakan Bambang. Seluruhnya terdokumentasi dengan baik.

Tepat pada bulan September tahun ini, adalah 650 tahun perjalanan kerja Raja Hayam Wuruk mengelilingi wilayah kekuasaan di bagian Timur Jawa. Untuk memperingatinya, Fakultas Ilmu sosial (FIS) Universitas Negeri Surabaya menggelar beberapa kegiatan yang berhubungan dengan peristiwa tersebut.

Salah satunya adalah pameran foto oleh Nigel Bullough yang bertemakan “650 tahun rute Majapahit” yang akan dipamerkan di galeri Seni di House of Sampoerna mulai 10 September – 04 Oktober 2009 mendatang. Tujuannya adalah untuk mendorong generasi muda agar melakukan riset-riset eksploitasi kekayaan budaya kita, demikian ungkap manager House of Sampoerna, Rani Anggraini.


Nigel seorang budayawan kelahiran Inggris yang melakukan riset dan dokumentasi “napak tilas” perjalanan Hayam Wuruk tersebut berdasarkan Kakimpoi Nagarakretagama (Desawarnana). Begitupun dia melakukan hal yang sama seperti Mpu Prapanca zaman itu, tertuang dalam 43 karya foto eksklusif merekam keadaan desa-desa, lingkungan alam serta bangunan suci peninggalan Majapahit.

Nigel Bullough yang juga memiliki nama Indonesia Hadi Sidomulyo ini merupakan seorang budayawan kelahiran Inggris 1952. Pada 1986 – 1988 Nigel Bullough bekerjasama dengan kanwil parpostel DIY dalam mempromosikan wisata budaya di Yogyjakarta dan Jawa Tengah.

Kemudian pada 1989 – 1994, Nigel menjadi anggota Tim Penyusun Buku Promosi Pariwisata Jawa Timur dan telah menulis sejumlah buku maupun artikel yang menyangkut sejarah dan budaya Indonesia, seperti Discovering East Java (1990), The Glorius Century (1991), Walisongo Pilgrimage (1992), Memories of Majapahit (1994), Historic East Java (1995) serta Napak Tilas Perjalanan Mpu Prapanca (2007) yang menjadi sumber tertulis dari pameran ini.

Kini ayah satu putri ini bergabung dengan Yayasan Nandiswara yang berpusat di Jakarta dan bergerak di bidang dokumentasi Publikasi serta Pelestarian Budaya Nusantara.

Beberapa rangkaian acara dari peringatan 650 tahun rute Majapahit yang diawali dari seminar dan pameran artefak Majapahit pada 05 – 09 September 2009 di Balai Pemuda dan dilanjutkan dengan seminar “Jurnalisme Prapanca dan Prospek Pariwisata Rute Majapahit” pada 30 September 2009 di Function Hall di House of Sampoerna.

Dalam jumpa persnya, Senin (7/9) kemarin, diperlihatkan duplikat dari Kakimpoi Negarakertagama yang selama ini disimpan di museum Mpu Tantular dan Putu Sudira, dari Unesa berkesempatan untuk membacakan beberapa bait.



“Jawa Timur memiliki asset sejarah yang menyimpan berbagai peristiwa, tidak hanya wisata raja, tetapi juga peristiwa sosial budaya yang menarik yang digunakan untuk mengembangkan potensi wisata dan budaya di sepanjang rute perjalanan Hayam Wuruk. Melalui pameran ini dapat kita saksikan bahwa Nigel Bullough berhasil merekam sisa-sisa kekayaan tersebut melalui penelitian dan hasil fotografinya.” Ujar Hanan Pamungkas, dosen Jurusan Pendidikan Sejarah, FIS Unesa ini, merangkap ketua panitia kegiatan.

“Sudah saatnya kita mengembangkan rute Majapahit ini sebagai icon pariwisata baru di Jawa Timur dengan menonjolkan baik dari segi alam, seni dan budaya yang mendukung identitas masing-masing daerah yang dilaluinya.” Imbuh Hanan.

Setelah itu karya ini akan dipamerkan ke beberapa kota di Jawa timur. Melalui pameran dan seminar ini diharapkan dapat memperkenalkan rute Majapahit sebagai jalur wisata Jawa Timur yang potensial untuk dikembangkan. (ET_Sby/Amelia)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

kOmentar aNda

Template Design by prieto
ShoutMix chat widget