Senin, Agustus 31, 2009

Sejarah Panjang di Balik Sebuah Masjid




Indonesia memiliki banyak masjid dengan beragam bentuk dan desain. Ada yang kuno dengan deretan sejarah panjang, ada pula yang memukau dengan kemegahannya yang menyilaukan.

Tak ada masjid yang sepi pada bulan Ramadan. Pada bulan ini, baik masjid kecil maupun besar, masjid raya maupun masjid di dalam kompleks perumahan, selalu ramai dengan kehadiran para jamaah yang beribadah dan berharap “menangguk untung” dari berkah bulan suci ini.

Seperti saya kutil dari okezone, di antara masjid-masjid yang jumlahnya tak terkira di Indonesia, ada beberapa yang selalu menjadi favorit perbincangan, entah karena bentuk fisiknya yang kuno atau karena kemegahannya yang memukau. SI memilihkan empat masjid yang populer di kalangan jamaah di Indonesia, yang selalu diburu dan dijadikan tempat wisata religi.


MASJID DIAN AL MAHRI (Kubah Emas-Depok)

Inilah masjid yang saat pembangunan maupun saat “diluncurkannya” mengundang rasa penasaran banyak orang. Betapa tidak, lima kubah (satu kubah utama dan empat kubah kecil) masjid ini dilapisi emas setebal 2-3 mm plus mozaik kristal.Tak hanya itu,relief hiasan di atas tempat imam juga terbuat dari emas 18 karat.

Begitu juga pagar di lantai dua dan hiasan kaligrafi di langit-langit masjid. Sementara mahkota pilar masjid yang berjumlah 168 buah berlapis bahan prado atau sisa emas. Masih belum cukup,di dalam masjid ini juga terdapat lampu gantung yang didatangkan langsung dari Italia seberat 8 ton.Tak urung, masjid ini sering digadang-gadang sebagai masjid termegah se-Asia Tenggara.

Secara garis besar, masjid yang diprakarsai oleh Hj Dian Djuriah Maimun Al Rasyid (pengusaha asal Banten) ini mengikuti arsitektur masjid di Timur Tengah.Hal ini bisa dilihat pada ciri kubah, minaret (menara), halaman dalam (plaza), dan penggunaan detail atau hiasan dekoratif dengan elemen geometris dan obelisk, untuk memperkuat ciri keislaman para arsitekturnya. Ciri lainnya adalah gerbang masuk berupa portal dan hiasan geometris serta obelisk sebagai ornamen.

MASJID AL-RIYADH (Kwitang-Jakarta)

Tak ada yang istimewa dari bentuk maupun interior masjid yang terletak di kawasan perumahan Kwitang, Jakarta Pusat ini. Karena usianya yang hampir satu abad, tak heran jika bentuk masjid yang kerap disebut sebagai Masjid Kwitang ini memiliki arsitektur masjid khas zaman dahulu yang sederhana dan mirip rumah besar.

Yang membuatnya istimewa justru sejarah panjang yang menyertai Masjid yang dibangun oleh ulama Betawi Habib Ali bin Abdurahman Alhabsyi ini. Begitu bersejarahnya hingga hampir semua presiden negeri ini, mulai Soeharto, BJ Habibie, Abdurrahman Wahid, sampai Susilo Bambang Yudhoyono, pernah berkunjung ke sini.

Mantan presiden Soekarno juga pernah dijadwalkan datang ke tempat ini, namun kondisi keamanan yang saat itu tidak memungkinkan, membuatnya urung datang. Lantas, apa yang membuat masjid ini begitu istimewa hingga didatangi para presiden? Penyebabnya sedikit banyak karena aktivitas sosial dan politik yang diikuti Habib Ali semasa hidupnya.

Ia menjadi salah satu pendorong lahirnya Syarikat Islam bersama HOS Cokroaminoto. Habib Ali yang berdarah Semarang-Betawi (Jatinegara) ini juga pernah akrab dengan organisasi NU. Majelis taklim di masjid ini juga jadi majelis taklim tertua yang pernah ada di Indonesia.

Lebih dari itu, ayah Habib Ali yaitu Habib Abdurrahman Alhabsji adalah saudara misan dari pelukis terkenal Raden Saleh. Yang menarik, setiap majelis taklim diadakan, digelar juga pasar kaget yang disebut pasar hadiran. Pasar yang mengambil tempat di sepanjang Jalan Kramat II (termasuk kawasan Kwitang) ini menjual berbagai kebutuhan.

MASJID AL-AKBAR (Surabaya)

Sesuai namanya, masjid ini adalah masjid terluas se-Asia Tenggara. Terletak di selatan Surabaya wilayah Pagesangan dekat dengan jalan tol Surabaya-Gempol, masjid yang berdiri tahun 2000 ini dibangun di atas lahan seluas 11,2 hektare dengan luas bangunan 28.509 meter persegi.

Yang menarik dari bangunan ini ialah desain kubahnya yang mirip struktur daun dengan kombinasi warna hijau dan biru yang memberikan kesan sejuk dan segar. Masjid ini juga dihiasi dengan berbagai corak ukiran dan kaligrafi di seluruh bagian bangunan. Pintu masuk masjid diukir dan dibuat dengan kayu jati sebanyak 45 pintu utama.

Hal unik lainnya yaitu interior hiasan kaca patri yang menjadi suatu kekuatan dan keindahan tersendiri di bidang eksterior dan interior. Selain bermanfaat menghemat energi, kaca patri ini juga berfungsi untuk meredam suara bising.

MASJID CUT MEUTIA (Menteng Jakarta)

Banyak hal unik yang bisa ditemui di masjid besar tertua di kawasan Menteng ini. Pertama, bentuk bangunannya yang jauh dari arsitektur sebuah masjid yang biasanya bermenara tinggi dan berkubah. Jika diamati, bangunan ini malah lebih mirip bangunan tua khas peninggalan Belanda di Indonesia.

Kedua, arah kiblatnya yang menyerong alias tidak lurus mengikuti struktur bangunan. Penyebabnya, karena bangunan ini awalnya bukanlah untuk peruntukan masjid. Saat dibangun tahun 1901 oleh PAJ Moojen, “masjid” ini adalah kantor arsitek seorang Belanda.

Setelah itu, bangunan ini digunakan sebagai kantor Perusahaan Air Minum (PAM) zaman pemerintahan Belanda. Bangunan ini juga pernah dipakai sebagai kantor Jawatan Perkeretaapian, Unit Perumahan Jakarta (UPJ), dan gedung DPRD GRMPRS pada tahun 1964,yang waktu itu dipimpin Jend (Purn) AH Nasution atau Pak Nas. Saat itu, bangunan ini juga sering dipakai untuk kepentingan salat Jumat.

Pak Nas pula akhirnya yang memperjuangkan bangunan ini agar dipakai sebagai masjid secara keseluruhan. Butuh waktu sekitar 15 tahun untuk memperjuangkannya sebagai bangunan masjid, hingga akhirnya tahun 1987 keluar SK yang menyatakan bahwa bangunan ini resmi dijadikan bangunan masjid.

Sumber : lifestyle.okezone.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

kOmentar aNda

Template Design by prieto
ShoutMix chat widget